serviced office jakarta

10 Fakta Tentang Ruang Co-working

Ruang co-working di serviced office jakarta adalah tempat kerja bersama yang dapat digunakan oleh berbagai orang, seperti pekerja lepas, pengusaha, atau profesional. Ruang co-working di serviced office jakarta menawarkan berbagai fasilitas, komunitas, dan keuntungan bagi penggunanya. Berikut adalah sepuluh fakta tentang ruang co-working di serviced office jakarta yang mungkin Anda belum tahu:

  • Ruang co-working pertama kali dibuka pada tahun 2005 di San Francisco, Amerika Serikat, oleh seorang programmer bernama Brad Neuberg. Ia ingin menciptakan tempat yang dapat menggabungkan kebebasan bekerja sendiri dengan struktur dan komunitas bekerja bersama orang lain.
  • Ruang co-working saat ini telah berkembang pesat di seluruh dunia. Menurut laporan Global Coworking Growth Study 2020, terdapat lebih dari 19.000 ruang co-working di 172 negara, dengan jumlah anggota mencapai lebih dari 3 juta orang. Laporan tersebut juga memprediksi bahwa jumlah ruang co-working akan meningkat menjadi lebih dari 40.000 dan jumlah anggota akan mencapai lebih dari 5 juta pada tahun 2024.
  • Ruang co-working memiliki berbagai jenis, konsep, dan tema yang berbeda-beda. Beberapa contoh ruang co-working yang unik adalah The Farm SoHo di New York, yang mengusung tema pedesaan dengan menggunakan furnitur dan dekorasi dari kayu dan logam; The Surf Office di Lisbon, yang mengusung tema pantai dengan menawarkan fasilitas berselancar dan berjemur; dan Hoffice di Stockholm, yang mengusung konsep rumah dengan mengundang orang-orang untuk bekerja di rumah-rumah pribadi yang berbeda setiap harinya.
    Ruang co-working dapat memberikan berbagai manfaat bagi penggunanya, seperti meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kesejahteraan. Menurut survei yang dilakukan oleh Deskmag, sebuah majalah online tentang ruang co-working, sekitar 71% pengguna ruang co-working merasa lebih kreatif, 62% merasa lebih sehat, dan 68% merasa lebih sukses setelah bekerja di ruang co-working. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa pengguna ruang co-working dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, lebih fokus, dan lebih bahagia daripada bekerja di tempat lain.
  • Ruang co-working juga dapat memberikan berbagai peluang bagi penggunanya, seperti memperluas jaringan, belajar hal baru, atau berkolaborasi dengan orang lain. Menurut survei yang dilakukan oleh Harvard Business Review, sebuah jurnal bisnis terkemuka, sekitar 82% pengguna ruang co-working melaporkan bahwa ruang co-working membantu mereka membangun jaringan profesional yang lebih besar, 69% melaporkan bahwa ruang co-working membantu mereka memperoleh keterampilan baru, dan 64% melaporkan bahwa ruang co-working membantu mereka bekerja pada proyek bersama dengan orang lain. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa pengguna ruang co-working dapat meningkatkan pendapatan, reputasi, dan kepuasan kerja mereka.
  • Ruang co-working tidak hanya digunakan oleh pekerja lepas, pengusaha, atau profesional, tetapi juga oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti Google, Microsoft, atau IBM. Beberapa alasan mengapa perusahaan-perusahaan besar menggunakan ruang co-working adalah untuk menghemat biaya, meningkatkan fleksibilitas, atau mendekatkan diri dengan komunitas lokal. Beberapa contoh perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan ruang co-working adalah Google, yang menyewa ruang co-working di London untuk tim kreatifnya; Microsoft, yang menyediakan akses ruang co-working gratis untuk 30% karyawan globalnya; dan IBM, yang menyewa seluruh lantai ruang co-working di New York untuk tim desainnya.
  • Ruang co-working tidak hanya menawarkan fasilitas kerja, tetapi juga fasilitas hiburan, kesehatan, atau kehidupan. Beberapa contoh fasilitas yang ditawarkan oleh ruang co-working adalah ruang permainan, ruang tidur, ruang meditasi, ruang senam, ruang pijat, ruang makan, ruang pesta, atau ruang hewan peliharaan. Fasilitas-fasilitas ini bertujuan untuk membuat pengguna ruang co-working merasa lebih nyaman, santai, atau bahagia saat bekerja di ruang co-working.
  • Ruang co-working tidak hanya memiliki komunitas internal, tetapi juga komunitas eksternal. Komunitas internal adalah komunitas yang terdiri dari pengguna ruang co-working itu sendiri, yang dapat saling berinteraksi, berkolaborasi, atau berbagi ide di dalam ruang co-working. Komunitas eksternal adalah komunitas yang terdiri dari orang-orang di luar ruang co-working, seperti mitra, klien, atau masyarakat, yang dapat diajak bekerja sama, memberikan masukan, atau memberikan dampak oleh pengguna ruang co-working. Ruang co-working biasanya memiliki tim pengelola, fasilitator, atau komunitas yang bertugas untuk menghubungkan, mengorganisir, atau mendukung komunitas internal dan eksternal.
  • Ruang co-working tidak hanya berfokus pada pekerjaan, tetapi juga pada pendidikan, sosial, atau lingkungan. Ruang co-working biasanya menyelenggarakan berbagai kegiatan, acara, atau pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, atau pengalaman penggunanya, seperti workshop, seminar, webinar, kursus, atau sertifikat. Ruang co-working juga biasanya mengadakan berbagai kegiatan, acara, atau inisiatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan, kepedulian, atau kontribusi penggunanya, seperti pesta, piknik, olahraga, donasi, atau relawan.
  • Ruang co-working tidak hanya merupakan tempat kerja, tetapi juga merupakan gaya hidup. Ruang co-working merupakan bagian dari gerakan co-working, yang merupakan gerakan sosial, ekonomi, atau budaya yang mengubah cara orang bekerja, belajar, atau hidup. Gerakan co-working didasarkan pada lima nilai, yaitu kolaborasi, komunitas, terbuka, berkelanjutan, dan akses. Gerakan co-working juga didorong oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, globalisasi, kewirausahaan, atau kreativitas.

Itulah sepuluh fakta tentang ruang co-working yang mungkin Anda belum tahu. Dengan mengetahui fakta-fakta ini, Anda dapat lebih memahami, menghargai, atau memanfaatkan ruang co-working sebagai tempat kerja, komunitas, atau gaya hidup Anda.

Scroll to Top