jenis jenis padi unggul

Jenis Jenis Padi Unggul Yang Hasilnya Tidak Diragukan Lagi

Jenis Jenis Padi Unggul – Jenis padi unggul menjadi salah satu andalan untuk meningkatkan hasil panen, pemilihan bibit atau benih menjadi faktor penting untuk budidaya padi. Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia saat ini tengah mengembangkan berbagai macam varietas atau jenis padi unggul. Pengembangan ini dilakukan dengan tujuan agar kualitas dan kuantitas padi yang dihasilkan oleh Indonesia meningkat.

Sehingga dapat mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Berbagai jenis padi unggul yang dikembangkan oleh Kementan biasa disebut dengan VU (varietas unggul). Berikut kami sajikan daftar varietas yang memiliki bibit padi unggul yang tengah dikembangkan di Indonesia.

Pengelompokan padi dibagi beberapa kategori yaitu varietas, tipe beras, dan metode budidaya.

Jenis Jenis Padi Berdasarkan Varietas

Makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia adalah padi. Tanaman ini merupakan makanan yang dikonsumsi di Asia dan Amerika Selatan. Padi yang nama ilmiah Oryza sativa L. adalah tanaman yang dibudidaya, meski ada juga yang merupakan padi liar. Padi diduga dimulai dari India atau Indocina, namun dibudidayakan di Indonesia sekitar 1500 SM.

Di negara agraris seperti China, India, Bangladesh, dan Indonesia, padi merupakan tanaman utama. Bahkan tanaman ini jadi penghasil sebagian besar makanan pokok konsumsi masyarakat.

Baca Juga : Cara Membuat Coto Makassar Yang Rasanya Lezat Dan Gampang Pembuatannya

1. Varietas Padi Hibrida

Varietas hibrida adalah varietas padi yang hanya sekali tanam. Kelebihannya yaitu potensi hasil panen yang maksimal. Untuk hasil panen dapat mencapai dua kali lipat dari padi lokal. Butiran padi varietas hibrida yang dihasilkan lebih bagus, dengan kualitas nasi yang lebih pulen dan wangi.

Namun, varietas hibrida memiliki kelemahan, yaitu kualitas hasilnya akan berkurang jauh jika berasal dari tanaman turunannya. Artinya, padi harus berasal dari bibit original, karena apabila hasil panen kemudian ditanam ulang, hasil ini akan berbeda dengan bibit aslinya. Harga benih varietas hibrida termasuk yang termahal.

Jenis varietas padi hibrida antara lain Intani 1 dan 2, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, PP1, H1, Bernas Prima, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7-10 11, MIKI 1-3, SL 8 SHS, SL 11 HSS dan Maro.

2. Varietas Padi Unggul

Varietas padi unggul berada satu tingkat di bawah varietas hibrida. Dan varietas ini dapat ditanam berkali-kali dengan kualitas yang sama. Artinya, hasil panen dari varietas padi unggul masih bisa dijadikan benih. Harga benih padi unggul pun tidak semahal benih padi hibrida. Untuk hasil produksi pun padi unggul dapat dikatakan baik, dapat mencapai 8-10 ton per hektar.

Varietas padi unggul pun ada juga yang dikembangkan dan dirilis oleh pemerintah, seperti Inpari 34 dan Inpari 35. Keunggulan varietas ini adalah ketahanannya terhadap hama wereng cokelat.

3. Varietas Padi Lokal

Varietas padi lokal merupakan varietas yang khusus berada di daerah tertentu. Padi lokal semacam ini hanya cocok ditanam di daerah tertentu saja, karena membutuhkan spesifikasi khusus untuk tumbuh dan memproduksi padi. Padi lokal biasanya menghasilkan produksi sekitar 7-8 ton per hektar. Rasa beras dari padi lokal juga kurang enak. Jenis jenis padi lokal antara lain : Gropak (Kulon Progo), Indramayu, Dharma Ayu, Srimulih, Andel Jaran, Merong, Gundelan, Marong, Simenep, dan Ketan Lusi.

Tipe Beras Yang Dihasilkan

Berikut ini beberapa jenis padi apabila dibedakan dari tipe beras yang dihasilkan.

1. Padi Ketan

Padi ketan lebih lengket dari padi nasi, sehingga tidak dijadikan makanan pokok. Dan padi ketan biasanya dijadikan bahan pembuatan tape ketan, bubur ketan, dan macam-macam makanan khas daerah. Varian padi ketan antara lain adalah varian padi ketan merah, putih, dan hitam.

2. Padi Wangi

Sesuai namanya, padi wangi memiliki karakteristik beraroma wangi. Jenis padi seperti ini contohnya adalah padi pandanwangi.

3. Padi Pera

Padi pera adalah padi yang apabila berasnya dimasak, akan menghasilkan nasi bertekstur pera. Pera adalah tekstur nasi yang sedikit keras. Tekstur ini berasal dari kadar amilosa yang tinggi. Semakin tinggi kadar amilosa, semakin terasa tekstur nasi tersebut. Kadar amilosa yang menghasilkan tesktur pera minimal 25%.

Padi pera diproduksi dan populer di daerah Sumatera Barat dan Riau. Padi dengan kadar amilosa tinggi tak hanya dijadikan nasi, pun juga menjadi bahan utama pembuatan bihun dan tepung beras. Contoh padi pera adalah Inpari 12 (amilosa 26,4%), Inpara 1 (27,9%), Inpara 3, (28,6%), Inpara 4 (29%),  Inpari 17 (amilosa 26%), dan Hipa 4 (24,7%).

 4. Padi Pulen

Padi pulen adalah padi yang apabila berasnya dimasak, akan menghasilkan karakteristik nasi yang pulen. Sebagian orang lebih menyukai nasi yang pulen alias sedikit lengket. Pulen berasal dari amilopektin yang tinggi di dalam padi dan kadar amilosa di bawah 25%. Apabila dimasak, nasi yang dihasilkan akan berasa sedikit lengket. Contoh padi dengan tekstur yang pulen adalah tekstur padi Inpari 13, Ciherang, dan IR64.

4 Jenis Padi Unggul Yang Hasilnya Tidak Diragukan Lagi

jenis jenis padi unggul

Saat memilih benih padi, tentukan benih sesuai jenis sawah dan hasil panen yang Anda inginkan. Hal ini agar Anda bisa mendapatkan hasil panen yang maksimal.

1. Padi INPARA

INPARA atau INBRIDA Padi Rawa diciptakan untuk mengatasi tantangan budidaya di lahan rawa. Lahan rawa yang berupa genangan air biasanya memiliki tingkat kemasaman tanah yang tinggi. Tanahnya kurang subur dengan kandungan konsentrasi besi yang cukup tinggi pula. Berikut ini beberapa varietas padi INPARA yang telah dilepas oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian.

  • INPARA 8 Agritan, mampu menahan serangan hawar daun bakteri. Setelah semai, Anda bisa mulai memanen pada umur 115 hari dengan rata-rata hasil panen 4,7 ton per hektar. Namun, benih padi ini cukup rentan terhadap serangan wereng batang cokelat. 
  • PURWA, tahan dari empat jenis penyakit. Varietas dengan tekstur nasi seperti ketan ini memiliki masa 121 hari setelah masa semai. Potensi panennya sebesar 4,9 ton per hektar. Menariknya, benih padi ini sedikit toleran dengan cekaman salinitas fase vegetatif dan genangannya.

2. Padi INPARI

INPARI atau Inbrida Padi Sawah Irigasi sangat cocok dibudidayakan di lahan persawahan biasa. Tingkat homozigositasnya atau kemurnian galur padinya sangat tinggi karena melalui proses penyerbukan sendiri. Berikut beberapa benih padi unggul yang diluncurkan pada 2019 dan 2020.

  • INPARI 48 Blas, nasi pulen, panen berlimpah. Benih padi unggul ini memiliki umur tanaman 121 hari setelah semai. Penanamannya dianjurkan pada ketinggian 0–600 mdpl dengan potensi panen hingga 9,13 ton per hektar. INPARI 48 Blas rentan serangan WBC populasi lapang Sukamandi dan virus tungro inokulum Garut dan Purwakarta.
  • INPARI 45 Dirgahayu, cocok ditanam pada dataran rendah. Umur tanaman benih ini adalah 116 hari setelah semai. Tekstur nasinya pulen dengan rata-rata hasil panen mencapai 7,1 ton per hektar. Tanaman ini agak tahan terhadap penyakit tungro inokulum Purwakarta, tetapi cukup rentan terhadap virus tungro inokulum Garut. 

3. Padi INPAGO

INPAGO merupakan singkatan dari Inbrida Pagi Gogo. INPAGO adalah pilihan tepat untuk lahan persawahan di daerah kering dengan curah hujan rendah. Benih ini juga sangat cocok untuk daerah berlereng yang kurang mampu menampung air dalam jangka waktu lama. Di bawah ini beberapa varietas benih padi unggul INPAGO.

  • INPAGO 13 Fortiz, bulir padinya mengandung protein sebesar 9,83%. Umur tanaman ini 114 hari setelah semai dengan rata-rata hasil panen mencapai 6,53 ton per hektar. Uniknya, kandungan Zn pada beras pecah kulitnya mencapai 34 ppm. Benih padi ini cocok untuk ditanam pada lahan kering subur dan lahan kering masam dataran rendah hingga 700 mdpl.
  • INPAGO 12 Agritan, dapat ditanam pada lahan kering subur. Umur tanaman ini mencapai 111 hari setelah semai. Rata-rata hasil panennya mencapai 6,7 ton per hektar. Benih ini mampu menoleransi aluminium dan kondisi kekeringan pada lahan persawahan. Tak hanya itu, benih dapat ditanam di lahan kering masam dataran rendah hingga ketinggian 700 mdpl. 

4. Padi HIPA

HIPA atau Hibrida Padi berasal dari persilangan dua varietas padi yang berbeda secara genetik. Dengan seleksi induk yang ketat, benih padi HIPA memiliki sifat yang lebih unggul. Benih padi HIPA menghasilkan panen lebih banyak dan dapat ditanam di berbagai jenis lahan. Berikut contoh benih padi unggul HIPA. 

  • HIPA Arize 86, agak tahan terhadap wereng cokelat dengan hasil berlimpah. Umur tanaman padi ini adalah 155 hari setelah semai dengan hasil rata-rata sebesar 9,54 ton per hektar. Varietas ini juga agak tahan terhadap penyakit HDB fase vegetatif. Potensi produksi benih F1 (hasil persilangan tetua unggul) yang dapat dihasilkan adalah 2,72 ton per hektar.
  • HIPA 21, benih padi unggulan dengan umur lebih singkat. Umur tanaman ini mencapai 113 hari setelah semai. Hasil rata-rata yang didapatkan mencapai 8,99 ton per hektar. Tanaman padi ini agak tahan terhadap serangan hama wereng cokelat. Potensi produksi benih F1 yang dapat dihasilkan adalah 2,94 ton per hektar. 

Dengan memilih benih padi yang tepat yang sesuai dengan tempat sawahnya, pasti hasil panen yang diperoleh juga bisa maksimal. Saat masa panen Anda juga butuh alat untuk merontokan padi dengan cepat, Anda bisa menggunakan Alat Perontok Padi  yang bisa memudahkan Anda dalam memanen padi.

Itulah jenis jenis padi unggul yang hasilnya tidak diragukan lagi dan sesuai kondisi tempat penanamannya. Masih ada banyak lagi varietas benih padi unggul yang bisa Anda coba. Hal yang perlu di perhatikan saat memilih benih padi yaitu sesuaikan dengan hasil yang ingin Anda inginkan dan tergantung tempat kalian tinggal. Selamat mencoba dan jangan lupa share ke teman atau saudara Anda.

Scroll to Top