Fotografi artinya proses atau metode untuk membuahkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan sinar yang berkenaan obyek berikut terhadap fasilitas yang sensitif cahaya. Alat paling kondang untuk menangkap sinar ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak tersedia foto yang dapat dibuat.
Untuk membuahkan intensitas sinar yang tepat untuk membuahkan gambar, digunakan pertolongan alat ukur berbentuk lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer dapat sesuaikan intensitas sinar berikut dengan merubah paduan ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi pada ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (Exposure). Di jaman fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang pada mulanya digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
Sejarah Fotografi
Sejarah Fotografi dimulai terhadap abad ke-19. Tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi. Pada sementara itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi layaknya yang dicermati mata udah dapat dibikin permanen.Sejarah fotografi bermula jauh sebelum akan Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika terhadap dinding ruangan yang gelap terkandung lubang kecil (pinhole), maka di anggota di dalam area itu bakal terefleksikan panorama di luar area secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang jelas fenomena kamera obscura.
Berabad-abad kemudian, banyak yang jelas dan mengagumi fenomena ini, sebut saja Aristoteles terhadap abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) terhadap abad ke-10 SM, yang berupaya untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang saat ini dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” terhadap sebuah kotak yang menolong pelukis menangkap bayangan gambar.
Nama kamera obscura diciptakan oleh Johannes Kepler terhadap tahun 1611. Johannes Kepler menyebabkan desain kamera portable yang dibikin layaknya sebuah tenda, dan berikan nama alat berikut kamera obscura. Didalam tenda amat gelap terkecuali sedikit sinar yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas.Berbagai penelitian dijalankan terasa terhadap awal abad ke-17 ,seorang ilmuwan berkebangsaan Italia – Angelo Sala manfaatkan sinar matahari untuk merekam serangkaian kata terhadap pelat chloride perak. Tapi ia gagal menjaga gambar secara permanen. Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood, seorang berkebangsaan Inggris bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra terhadap kamera obscura berlensa, hasilnya amat mengecewakan. Humphrey Davy lakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib mirip terhitung meskipun udah sukses menangkap imaji lewat kamera obscura tanpa lensa.
Akhirnya, terhadap tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), sesudah delapan jam meng-exposed panorama dari jendela kamarnya, lewat proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, sukses melahirkan sebuah gambar yang agak kabur, sukses pula menjaga gambar secara permanen. Ia melanjutkan percobaannya sampai tahun 1826, inilah yang selanjutnya menjadi peristiwa awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.Penelitian demi penelitian konsisten berlanjut sampai pata tanggal tanggal 19 Agustus 1839, desainer panggung opera yang terhitung pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) dinobatkan sebagai orang pertama yang sukses menyebabkan foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen terhadap lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari sepanjang satu 1/2 jam sinar langsung dengan pemanas merkuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk menyebabkan gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling. Januari 1839, Daguerre sesungguhnya mendambakan mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
Fotografi lantas berkembang dengan amat cepat. Melalui perusahaan Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, bersamaan dengan perkembangan di dalam dunia fotografi lewat perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950, untuk memudahkan pembidikan terhadap kamera Single Lens Reflex maka mulailah digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun terasa memasuki dunia fotografi dengan memproses kamera Nikon yang lantas disusul dengan Canon. Tahun 1972 kamera Polaroid temuan Edwin Land terasa dipasarkan. Kamera Polaroid dapat membuahkan gambar tanpa lewat proses pengembangan dan pencetakan film.