Memberikan beraneka makanan dan tekstur baru terhadap MPASI bayi berdasarkan usianya adalah hal yang paling ditunggu oleh para ibu. Saat bayi telah memasuki usia lebih dari 6 bulan, para ibu bersemangat untuk melacak memahami dan coba beraneka resep makanan yang baik dan safe untuk dikonsumsi bayi sebagai menu MPASI. Berbagai macam sayuran, buah-buahan, daging, dan lebih-lebih madu jadi eksperimen para ibu untuk menu MPASI.
Seperti yang Moms ketahui bahwa madu adalah keliru satu sumber pemanis alami bersama dengan warna kuning kecokelatan yang khas. Makanan manis atau rasa manis pasti jadi kesukaan para bayi, namun terkecuali dikonsumsi secara terlalu berlebih juga pasti tidak baik. Berkat rasa manis serta segudang fungsi di baliknya, madu untuk bayi jadi kegemaran banyak orang, juga bayi. Namun, apakah madu untuk bayi safe untuk diberikan sebelum saat usia 1 tahun, Moms?
Bahaya Memberi Madu untuk Bayi
Berdasarkan laman yang dilansir oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sesungguhnya para dokter tidak menyarankan para ibu untuk menambahkan madu kepada anak yang usianya belum genap 1 tahun. Larangan tersebut bukan tanpa sebab, melainkan menambahkan madu untuk MPASI 4 bulan bisa menaikkan risiko penyakit botulisme terhadap bayi. Lalu seperti apakah bahaya madu untuk bayi?
Madu mungkin punya kandungan spora bakteri yang disebut Clostridium botulinum. Hal ini mungkin bisa membuat penyakit botulisme atau sebuah penyakit yang berjalan dikala bayi menelan bakteri Clostridium botulinum, dan lantas bakteri tersebut memproses racun di dalam tubuhnya. Kondisi ini adalah hal benar-benar yang bisa menyerang saraf tubuh bayi. Gejala botulisme terhadap bayi bisa nampak berjam-jam hingga berhari-hari sesudah bayi menelan madu.
Umumnya, bayi akan mengalami sembelit, nafsu makan yang buruk, kesusahan bernapas, kesusahan menelan dan kontrol otot yang lemah sebagai gejala botulisme. Kasus lainnya yang lebih gawat bisa membuat dehidrasi dan pneumonia. Kondisi ini mesti langsung ditangani untuk menghindari komplikasi yang fatal. Segera periksakan bayi ke dokter terkecuali tunjukkan gejala-gejala seperti:
Susah BAB
Terlihat lesu
Sulit menyusu
Menangis lemah
Tidak nafsu makan
Rewel
Sulit bernapas
Sebagian bayi bisa mengalami kejang.
Alasan lain mengapa madu tidak boleh ditambahkan terhadap makanan dan minuman bayi adalah karena madu punya kandungan kandungan gula yang tinggi dan bisa merusak gigi yang baru tumbuh. Dampak lain pemberian madu terhadap bayi adalah membuatnya terbiasa bersama dengan rasa manis. Akibatnya, ia akan konsisten inginkan makanan yang manis, dan menampik makanan lain yang rasanya tidak cukup manis. Hal ini berisiko membuat anak menderita kelebihan berat badan atau obesitas dikala dewasa, serta menaikkan risikonya untuk menderita diabetes jenis 2, penyakit jantung, hingga kanker.
Waktu yang Tepat Memperkenalkan Madu terhadap Anak
Madu bisa diberikan kepada anak terkecuali usianya telah lebih dari 1 tahun. Moms bisa menambahkan sedikit madu terhadap makanan dan minuman bayi, misalnya bersama dengan mengoleskan madu terhadap roti atau mencampur madu bersama dengan susu hangat. Berikan sajian tersebut terhadap si kecil sesekali saja, selanjutnya menanti 4 hari sebelum saat diberikan lagi. Moms bisa mengamati apakah si anak menyukainya atau tidak, dan apakah tersedia gejala yang nampak sesudah mengonsumsinya.
Produk makanan bayi yang punya kandungan madu, misalnya sereal bayi, safe dikonsumsi meskipun anak belum berusia 1 tahun, karena bakteri yang terkandung di dalam madu telah mati akibat proses pemanasan. Namun terkecuali kuatir bersama dengan keamanannya, Moms bisa berkonsultasi bersama dengan dokter anak terutama dahulu. Agar tidak berjalan botulisme atau masalah kesegaran lainnya akibat madu, maka anak yang usianya tetap di bawah 1 th. tidak disarankan untuk mengonsumsi madu.