Apa Manfaat Polimer dalam Konstruksi Bangunan

Teknologi pengembangan kapabilitas material untuk kepentingan konstruksi dengan segala karakteristiknya jadi tumbuh pesat. Tuntutan untuk menciptakan bahan yang lebih kuat, tahan cuaca, dan lebih enteng merupakan sebuah capaian untuk membuahkan komponen-komponen susunan dan non-struktural bangunan memiliki kwalitas tinggi. Salah satunya adalah dengan mengambil kegunaan polimer yang miliki karakteristik kuat.

Perkembangan Teknologi Material Polimer

Material polimer merupakan tidak benar satu alternatif bahan bangunan yang miliki peluang besar untuk menjadikan kualitas bangunan jadi baik. Adapun kelebihan material bagunan polimer dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan konvensional lain di antaranya adalah tidak berkarat, tahan cuaca, tahan terhadap bahan kimia, lebih ringan, dan miliki karakter yang lebih enteng dikelola. Sifat material layaknya inilah yang lantas bisa meningkatkan dan mengembangkan khazanah para pelaku industri konstruksi untuk tunjukkan karya-karya terbaiknya.

Sedangkan menurut Feldman (1995), yang dimaksud polimer adalah molekul raksasa (makromolekul) yang tersusun berasal dari satuan-satuan kimia simple yang disebut monomer, layaknya etilena, propilena, isobutilena, dan butadiena (produk samping pembuatan bensin dan juga pelumas). Sementara terhadap kepentingan dunia konstruksi, polimer digunakan secara komposit.

Penggunaan material polimer pasti bertujuan dengan proses komposit, bermakna polimer merupakan bahan campur terhadap material utama berasal dari sebuah elemen/ komponen. Penggunaan material polimer juga bisa dicampur terhadap semen, keramik, maupun bahan perekat, coating, kepentingan struktural hingga sebagai bahan peredam nada (akustik).

Dengan efisiensi berat capai 50%, maka material polimer sangat dianjurkan untuk negara dengan potensi gempa yang tinggi, sehingga bisa kurangi dampak gempa statik.

Manfaat polimer
Pemanfaatan material polimer lebih banyak ditemukan di negara Eropa dibandingkan dengan Amerika gara-gara keterbatasan kayu dan logamnya. Oleh gara-gara itu, inovasi polimer juga lebih banyak ditemukan terhadap bangunan Eropa. Sementara di Asia, orang Jepang mengambil kegunaan polimer sebagai material bangunan dan juga negara lain yang miliki keterbatasan sumber daya alam.

Material polimer yang diterapkan terhadap bangunan termasuk pelengkap bahan lain, non-struktural, semi-struktural, dan struktural. Bahan pelengkap yang dimaksud misalnya merekatkan kayu lapis, penambal, pelapis untuk dekorasi, maupun proteksi terhadap bahan. Sedangkan untuk kepentingan non-struktural didapat untuk pelapis dinding, lantai, dan pencegah uap. Untuk kepentingan struktural dan semi-struktural, gara-gara kepentingannya adalah meningkatkan kapabilitas dan ketegaran, maka dikembangkan komposit polimer yang disertai bahan penguat layaknya filler, serat, dan lainnya.

Perlu diketahui juga bahwa tidak cuman digunakan untuk bahan bangunan, polimer ini juga bisa digunakan untuk bermacam kebutuhan lainnya. Jika dicermati di di dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali product yang menggunakan bahan dasar polimer sintetis.

Contoh product yang menggunakan bahan dasar polimer sintetis berikut sangatlah beragam. Misalnya saja layaknya bermacam kemasan plastik yang ada terhadap makanan dan minuman, tas belanja plastik, peralatan tempat tinggal tangga, peralatan listrik, hingga perangkat elektronik.

Ketika berbelanja bermacam kebutuhan di toko, swalayan, maupun mall, biasanya menggunakan kantong plastik untuk membawa barang-barang tersebut. Baik itu di dalam kuantitas besar maupun kecil, penggunaan kantong plastik (keresek) berikut susah untuk dihindari.

Selain plastik, ada lagi yang menggunakan bahan polimer ini yaitu karet. Untuk karet sendiri memang dibedakan menjadi lebih dari satu jenis. Untuk karet yang berjenis neoprena, bisa dimanfaatkan untuk pembuatan sol sepatu, selang karet, sarung tangan, dan lain sebagainya. Kemudian untuk polimer karet yang menggunakan bahan dasar styrena butadiena rubber, dimanfaatkan sebagai bahan baku ban motor.

Komposit Polimer-Beton
Beton merupakan tidak benar satu komponen yang biasa digunakan untuk bermacam tipe pondasi bangunan. Di di dalam pertumbuhan komposit beton polimer jadi banyak dimanfaatkan di dalam dunia tehnik sipil, layaknya mortar polimer tanpa semen dan beton polimer.

Mortar polimer seringkali digunakan untuk melapisi beton, tulangan beton atau terhadap susunan baja. Sedangkan beton polimer dimanfaatkan terhadap lingkungan ekstrim gara-gara sangat tahan korosif.

Umumnya, kegunaan polimer bisa didapatkan di dalam bahan material beton yang lebih lentur sehingga tidak enteng retak. Feldman (1995) menjelaskan, adapun lebih dari satu komposit beton polimer yang waktu ini konsisten dikembangkan adalah sebagai berikut.

Polymer In-situ Concrete (PIC), yaitu beton semen terhidratasi pracetak atau curing yang udah diiisi dan siap dipolimerisasi in-situ
Beton semen-polimer (PCC), yaitu percampuran pasta semen dan agregat yang udah ditambah monomer sebelum akan setting
Beton-polimer (PC), merupakan agregat yang diikat binder polimer
Beton diperkuat serat (FRC)
Beton polimer diperkuat serat

Beton Polimer

Beton Polimer merupakan agregat yang terisi matriks polimer. Prinsip pembuatannya adalah menghimpit volume rongga terhadap massa agregat sehingga mereduksi kuantitas polimer yang diperlukan untuk mengikat agregatnya.

Penggunaan matriks polimer bisa menangani kekurangan beton normal. Misalnya untuk menambal kelemahan beton layaknya ada rongga-rongga kalau kenakan semen portland, enteng retak, maupun kelemahan semen alkali yang enteng terserang bahan-bahan berbentuk asam sehingga memicu hancur/ rusak.

Waktu curing Beton Polimer (PC) bisa disesuaikan sehingga tercapai kapabilitas maksimum di dalam lebih dari satu menit hingga lebih dari satu jam. Perlu diketahui juga, bahwa zat-zat makromolekul terhadap biasanya berbentuk hidrofob, sehingga menjadikan Beton Polimer (PC) tahan terhadap bahan-bahan kimia.

Adapun sifat-sifat Beton Polimer (PC) menurut penjelasan Feldman (1995) adalah sebagai berikut.

Karakteristik PCC PIC PC
Kekuatan Kompresif (Mpa) 34,47 137,88 130,98
Kekuatan Tensile (Mpa) 2,41 10,334 9,65
Modulus Young (10-3 Mpa) 24,12 41,36 34,47
Kekuatan Geser (kPa) 861 – ≥ 4481
Absorpsi (%) 5,5 0,6 0,6
Ketahanan Remuk 700/25 3500/21 1666/0
Ketahanan Asam – 10x > 20x

Dengan mengatur komposisi agregat, maka polimer udah bisa menyatu ke di dalam agregat dan melaksanakan pengisian terhadap rongga-rongganya. Penggunaan bahan tambahan lain juga bisa meningkatkan efektifitas terhadap kapabilitas lentur beton secara signifikan.


Sifat Beton Polimer

Sifat beton polimer dulu secara spesifik diteliti oleh Ahn (2009). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengecek kelayakan manhole polimer beton melalui uji pengembangan beton polimer berkekuatan tinggi dan menyiapkan knowledge fundamental untuk desain kegunaan selesaikan persoalan rongga beton semen yang ada.
Adapun kesimpulan di dalam penelitian yang dijalankan Ahn (2009) adalah sebagai berikut.

Beton polimer memilik berat rata-rata 2,30 dan daya serap 0,39%. Adapun berat unitnya tidak jauh tidak sama dengan beton semen. Namun, kapasitas penyerapan yang lebih rendah akan lebih menguntungkan terhadap bangunan pondasi, yaitu dekat terhadap air bawah permukaan.


Dalam penelitian ini, hasil uji beton polimer miliki nilai 127 MPa untuk kapabilitas tekan dan 22 MPa untuk kapabilitas lentur.
Rasio kuat tekan dan kuat lentur adalah 5,7 yang tunjukkan bahwa kapabilitas lentur dan tarik relatif lebih besar mengingat kapabilitas tekan beton polimer tidak lebih kecil berasal dari 120 MPa.

Scroll to Top